Minggu, 09 Januari 2022

Ada Cinta di Rumah Nabi

Pemateri: ustadz Abu Ikrisyah Abdurrozaq حفظه الله

Hari: Sabtu, 08 Januari 2022

Waktu: Ba'da Maghrib-selesai

Tempat: Masjid As-sunnah (Singkawang)

------------------------------------
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ

Tidak dikatakan bersyukur pada Allah bagi siapa yang tidak tahu berterima kasih pada manusia.” 
(HR. Abu Daud no. 4811 dan Tirmidzi no. 1954. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
------------------------------------

Dari buku Buhul Cinta, tema Ada Cinta di Rumah Nabi, Karya Armen Halimnar Rahimahullah.

3 pembahasan
1. Keutamaan menikah
Saudari, bersegeralah menikah jika datang seorang lelaki sholeh yang hendak melamar anti.
2. Rumah tangga secara umum
3. Ada cinta di rumah nabi

1. Keutamaan menikah
Bahwasanya keutamaan menikah itu sangat banyak. Saudari, betapa banyak wanita sekarang mereka hendak menikah namun belum ada lelaki yang berani datang.
Maka berbahagialah yang telah menikah.
Karena di dalam pernikahan terdapat salah satu di antara tanda kekuasaan Allah. Nikmatnya ada wanita. Karena istri diciptakan dari kalangan wanita.

Allah Ta’ala berfirman, berbunyi:

وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”
(QS. Ar Rum: 21).

Maka para istri, jika selama menikah tak ada ketenangan dalam ketenangan dalam rumah tangga, berarti ada kesalahan di situ. Kenapa banyak yang galau? karena tak ada yang memberikan bimbingan dan mengayomi mereka.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Wahai para pemuda, barangsiapa yang memiliki baa-ah (kemampuan), maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah. Karena puasa itu bagai obat pengekang baginya.
(HR. Bukhari no. 5065 dan Muslim no. 1400).

Maka wahai para suami maupun istri wajib untuk bersyukur.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فَا ذْكُرُوْنِيْۤ اَذْكُرْكُمْ وَا شْکُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ

"Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 152)

Akan tetapi, manusia banyak yang ingkar kepada Allah.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّ الْاِنْسَانَ لَظَلُوْمٌ كَفَّارٌ

"Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)."
(QS. Ibrahim 14: Ayat 34)

Jika kita senantiasa bersyukur kepada Allah dengan adanya istri kita, maka Allah akan tambah nikmat tersebut.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَاَ زِيْدَنَّكُمْ
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu."
(QS. Ibrahim 14: Ayat 7)

Tugas para suami adalah harus memperlakukan istri dengan perlakuan yang terbaik.

2. Rumah tangga sebutan bagi mereka yang telah menikah
Berbahagialah ketika kalian yang telah menikah, memiliki rumah.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَاللّٰهُ جَعَلَ لَكُمْ مِّنْۢ بُيُوْتِكُمْ سَكَنًا
"Dan Allah menjadikan rumah-rumah bagimu sebagai tempat tinggal."
(QS. An-Nahl 16: Ayat 80)

Adanya rumah adalah nikmat. Aurat bisa tertutup, bisa berlindung dari panas matahari. Maka, syukurilah nikmat itu. Terkadang manusia apabila diambil nikmat baru sadar nikmat yang telah Allah ambil. 
Contoh ketika gempa bumi, banjir bandang, dsb yang menyebabkan rumah tersebut diambil oleh Allah.

Kita tak akan bisa menjadi hamba yg bersyukur kepada Allah ketika mendapatkan nikmat rumah, kecuali apabila kita punya 3 sifat ini:
1. Meyakini rumah itu murni pemberian dari Allah. 
Bukan hanya sekedar usaha yang kita lakukan. Itu hanya sebagai sebab/asbab. Tapi sesungguhnya, itu semua sudah Allah tuliskan dalam lauhul mahfudz kita.
2.  Senantiasa mengucapkan tahmid, memuji Allah. 
Dengan adanya rumah meski tidak besar, tapi bisa membuat kita bahagia dengan istri dan anak. Meski kontrak daripada dengan mertua.
3. Gunakan rumah tersebut untuk sarana ketataan kepada Allah.
Baca Al Qur'an di dalam rumah, hidupkan dengan ajarkan ilmu kepada anak istri, agar menjadi hamba yang paling berysukur kepada Allah.

3. Ada cinta di rumah nabi
Ketahuilah, bahwasanya di dalam masalah rumah tangga kita harus menjadikan suri tauladan di dalam memimpin rumah tangga ada pada Rasulullah.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَا نَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَا لْيَوْمَ الْاٰ خِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًا 
"Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah."
(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 21)

Maka seyogyanya para suami yang telah Allah berikan tanggungjawab di pundaknya, harus pandai bermuamalah dengan istri.

Nabi berkata:
بيتي جنتي
Rumahku surgaku.

Maka ternyata, di dalam rumah ada surga. Apa yang dinamakan surga itu? Ialah ketenangan, tempat kebahagiaan. Jika selama ini tak ada kebahagian dalam rumah tangga, maka ada yang salah.

‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha meriwayatkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِي
Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik bagi keluarganya. Dan aku orang yang paling baik bagi keluargaku.
[HR. At Tirmidzi no: 3895 dan Ibnu Majah no: 1977 dari sahabat Ibnu ‘Abbas. Dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Ash Shahihah no: 285].

Ada di antara kaum muslimin, bahkan di antaranya sudah paham ilmu din, sering kajian tapi masih kasar pada istrinya. Jangan menjadi lelaki yang tak pandai bersyukur kepada Allah.
Maka, jika ada pertikain dengan istri, ingatlah pertama kali datang kepada ayahnya. Bagaimana kita meminta pada ayahnya. Maka, itu salah satu cara agar kita bisa menahan amarah apabila terjadi kekhilafan yang dilakukan istri.

Bagaimana cinta nabi kepada istrinya?
1. Nabi bercengkrama dengan istrinya ketika di dalam rumah.
Salah satu contoh, apabila istri bercerita sesuatu kepada nabi, nabi mendengarkan dengan baik. Meski ceritanya berulang-ulang.
Tugas suami dengarkan. Jangan dipotong.
Ini penting.
  • Untuk bunda, ketika memiliki anak laki2 beranjak dewasa, harus bunda dekat dengan anak agar bisa memberitahukan sifat wanita.
  • Untuk ayah, ketika memiliki gadis harus bisa mengambil hati. Agar ketika mereka memiliki masalah, ayahnya bisa menjadi tempat curhat. Maka dia nanti akan bercita-cita ingin punya suami seperti ayahnya karena akhlak ayahnya bagaimana terhadap ibunya.
Islam memperhatikan mengenai pendidikan anak. Anak adalah generasi penerus setelah kita.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh.” (HR. Muslim no. 1631)

Salah satu amalan yang tak terputus adalah do'a anak sholeh yang senantiasa mendoakan orang tuanya.
Tugas seorang ayah dan ibu, memperhatikan anaknya.
Salah satu hal yang harus bisa dilakukan suami, ketika menjelang tidur, yakni buka obrolan. Mungkin pada hari itu ada yang ingin diceritakan, maka ketika malam waktu untu berdialog dengan istri.

2. Bukti cinta nabi pada istri, ketika sang istri menangis, nabi mengusap dengan tangannya.
Ketika Rasulullah safar bersama istrinya bernama shafiyah. Kendaraan shafiyah lambat jalannya sehingga shafiyah tertinggal dengan rombongan yang lain mengakibatkan shafiyah menangis. Nabi melihat dan berbalik mendatangi shafiyah, lalu beliau menyeka air mata shafiyah.

3. Rasulullah mengetahui sifat-sifat istrinya.
Hendaknya suami maupun istri mengetahui sifat pasangan kita. Sehingga kita tau, sifat dia marah atau tidak.
Istri itu perlu hiburan, ajaklah jalan-jalan. Wanita itu sulit ditebak.
Maka jika kalian makan, istri juga makan.
Kalian berpakaian, istri juga berpakaian.
Jangan hanya royal sama teman, namun dengan istri tidak.

Untuk istri, ketika suami datang jangan tanya darimana, tapi tanya mau apa
Dari ustadzunna Syafiq hafizhahullah.

Salah satu sifat cinta di rumah nabi,
Nabi mengetahui kapan Aisyah lagi marah dengan nabi atau tidak. 
Nabi Muhammad bersabda kepada ‘Aisyah, “Sesungguhnya aku tahu saat kamu ridho kepadaku dan saat kamu marah kepadaku.”
Aisyah bertanya, “Dari mana engkau mengetahuinya?”
Beliau menjawab, “Apabila engkau ridho kepadaku, engkau akan mengatakan, ‘demi Rabbnya Muhammad’. Akan tetapi jika engkau sedang marah, engkau akan mengatakan, ‘demi Rabbnya Ibrahim’.

4. Rasulullah senantiasa membantu pekerjaan rumah.
Suami yang baik senantiasa membantu pekerjaan istrinya.
Memang salah satu tugas istri melayani suami. Tapi, istri bukanlah babu, ia adalah wanita yang tercipta dari tulang rusuk yang bengkok. Dibiarkan tetap bengkok, dipaksa patah.
Setiap suami dan istri berusaha melaksanakan tugasnya masing2 dan tidak saling menuntut agar haknya terpenuhi.

‘Aisyah radhiallahu ‘anha berkata,

كَانَ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam kesibukan membantu istrinya, dan jika tiba waktu sholat maka beliaupun pergi shalat.” (HR Bukhari)

Hendak suami peka untuk senantiasa membantu pekerjaan istrinya meski tak disuruh.

Nasihat bagi akhwat belum menikah!
Pilihlah seorang lelaki yang baik agama dan akhlaknya. Maka niscaya akan mendapatkan kebahagiaan di dalam rumah.

5. Jaga perasaannya
Salah satunya dengan cara menahan lisan suami. Jangan selalu mengatakan ta'adud/poligami. Berkatalah yang baik.

Rasulullah bersabda,
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaknya dia berkata baik atau diam.
(HR Muslim. No.222)

Pujilah istri. Karena ini bisa memberikan pengaruh positif ataupun negatif. Dengan perkataan suami bisa memberikan motivasi kepada istri.

Al jazaa min jinsil ‘amal  (balasan sejenis dengan perbuatan)

Seandainya kita punya anak wanita, semoga kelak dia akan diperlakukan oleh suaminya sebagaimana kita memperlakukan istri kita.

6. Jangan membuka aib rumah tangga.
Apapun yang terjadi. Termasuk membicarakannya kepada orang tua. Kecuali masalah sangat besar, itupun minta nasihat kepada asatidz yang lebih paham yang dengannya kita bisa meminta solusi terbaik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar